BAB III
BAKAT
Bakat adalah kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih perlu dikembangkan atau dilatih untuk mencapai suatu kecakapan,pengetahuan dan keterampilan khusus.
Bakat bukanlah merupakan sifat tunggal, melainkan merupakan sekelompok sifat yang secara bertingkat membentuk bakat.
Bakat baru muncul bila
ada kesempatan untuk berkembang atau dikembangkan.
Atau dapat dikatakan bakat adalah :
•Potensi yang dimiliki seseorang sejak lahir
•Bentuk kemampuan khusus yang dilatih akan semakin menguntungkan
•Potensi, bukan sesuatu yang sudah betul-betul nyata dengan jelas
•Karakteristik unik individu yang membuatnya mampu melalukan sesuatu secara mudah
Bagaimana
Mengenali Bakat?
menemukan misi hidupnya masing-masing. Agar kita bisa berkontribusi maksimal, tentunya akan sangat baik
bila kita bekerja di bidang yang paling sesuai dengan keunikan kita. Ibaratnya bisa menjadi ikan dalam air,
atau burung di udara.
Mengenali bakat merupakan hal yang gampang-gampang susah. Kenalkah Anda dengan JK Rowling? Itu
loh, penulis Harry Potter yang buku terakhirnya terjual 8.9 juta hanya dalam waktu semalam di Amerika
dan Inggris saja. Semula dia kerja sebagai pelayan toko. Hidupnya susah karena pendapatan yang
pas-pasan. Tak disangka dia ternyata berbakat mendongeng. Setiap malam dia mendongeng kepada
anaknya, yang kemudian oleh anaknya diceritakan kembali kepada teman-temannya. Tak disangka, dari
sanalah muncul motivasi menulis buku fiksi Harry Potter yang ternyata sukses luar biasa di pasaran.
Bagaimana kita bisa mengenali bakat kita sendiri?
Berikut ini empat hal yang bisa dijadikan dugaan awal terhadap apa bakat kita, yaitu : reaksi spontan, tanda
masa kecil, cepat belajar, dan kepuasan.
1. Reaksi spontan
Langkah pertama mengenali bakat adalah memperhatikan reaksi spontan kita terhadap situasi yang muncul.
Misalnya Anda sedang berjalan-jalan di keramaian. Tiba-tiba ada teriakan keras, “Copeet…!” Apa reaksi
Anda? Lari mengejar copet? Menghibur korban? Berdiri mematung menganalisa situasi? Bertanya-tanya ke
beberapa orang, membuat konfirmasi atas kejadian sebenarnya? Semua itu adalah pilihan yang mungkin
diambil. Manakah pilihan spontan Anda? Kalau Anda langsung bertindak, berarti Anda orang yang praktis
dan desisif (membuat keputusan cepat). Pada satu situasi yang mendesak bakat mental seperti ini sangat
berguna, karena Anda segera bertindak. Pada situasi yang lain, bakat ini justru merugikan, misalnya karena
tidak melakukan konfirmasi maka bisa terjebak pada kesalahan penilaian. Bukankah bisa saja yang teriak
“copeet..” itu ternyata adalah temannya si copet yang mengalihkan perhatian? Bisa saja ada orang lain yang
kemudian menjadi salah sasaran Anda gebukin padahal dialah korban copet yang sesungguhnya.
Yang penting adalah, mengenali reaksi spontan kita. Apakah kita orang praktis? Apakah kita orang analitis?
Apakah kita orang yang waspada (sehingga melakukan konfirmasi lebih dahulu)?
Contoh lain, misalnya Anda diajak datang ke sebuah pesta. Apakah Anda akan langsung berbaur dan
mengobrol dengan orang lain, bahkan dengan orang yang baru Anda kenal? Ataukah Anda
mengambil segelas minuman, lalu berdiri di pojok mengamati orang-orang lain? Atau Anda
sibuk dengan ponsel Anda sendiri kirim-kirim SMS ke orang lain dan tidak peduli dengan
pesta? Hal ini menunjukkan apakah pribadi Anda introvert (cenderung ke dalam) atau
extrovert (cenderung ke luar).
Semua reaksi spontan Anda menunjukkan bakat mental yang sering disebut kepribadian.
2. Tanda masa kecil
Tanda masa kecil (yearnings) menunjukkan apa bakat natural Anda. Von Neumann, lahir di Hungaria tahun
1903, adalah perumus dasar-dasar komputer. Pada usia 6 tahun telah mampu menghitung pembagian 8
angka hanya di kepala. Pada usia 8 tahun dia sudah belajar kalkulus. Dia juga punya ingatan fotografik,
cukup membaca sekilas buku telepon, dia bisa mengingatnya kembali dengan persis. Von Neumann menjadi
peletak dasar-dasar komputer. Dia juga arsitek yang merancang bom atom Fat man, yang dijatuhkan di
Nagasaki oleh tentara sekutu.
Anna Mary Robertson Moses lahir di pertanian dekat New York. Sejak kecil dia senang mencampur
warna, dan membuat sketsa indah dari berbagai buah-buahan. Namun kehidupan pertanian membuatnya
tak lagi melukis hingga 40 tahun lamanya. Pada usia 78 tahun barulah dia memiliki waktunya untuk melukis.
Selama 23 tahun kemudian hingga saat kematiannya, Moses melukis ribuan karya, dan kemudian terkenal
sebagai artis lukis Grandma Moses.
Apa ciri bakat kita saat masa kecil? Pada bidang apa karya Anda masa kecil diakui oleh lingkungan?
3. Cepat belajar
Cepat belajar (rapid learning/ fast learning) merupakan tanda bahwa Anda berbakat pada bidang
tersebut. Terkadang kita sendiri tidak tahu, sampai suatu ketika mendapat kesempatan mempelajari hal
baru, dan… blam! rasanya begitu mudah menguasainya.
Henri Matisse tidak pernah menyentuh kuas hingga usia 21 tahun. Pekerjaan sehari-hari adalah klerk
seorang pengacara. Sampai suatu ketika dia sakit flu berat, sehingga harus istirahat di tempat tidur. Ibunya
berusaha mencarikan kegiatan pengisi waktu. Saat itulah ibunya memberikan seperangkat kuas dan cat.
Empat tahun berikutnya dia diterima sebagai mahasiswa berbakat di sekolah seni Paris.
JK Rowling, penulis Harry Potter, juga tidak menyadari punya bakat mendongeng hingga teman-teman
anaknya menyatakan begitu menariknya kisah Harry Potter. Kini dia wanita kedua terkaya di Inggris, kalah
hanya oleh Ratu Elizabeth.
Jim Clark, seorang dosen yang jenius namun hidupnya kacau balau hingga 2 kali perkawinannya hancur.
Lulus SMA dia melamar sebagai tentara Navy. Prestasinya sebagai kelasi begitu buruk sehingga sering
dibilang bodoh oleh para atasannya. Sampai suatu ketika salah seorang instrukturnya bilang sebaiknya dia
kuliah saja, karena tampaknya dia punya bakat matematika. Dan benar, dia meraih PhD di Computer
Science! Setelah itu dia menjadi dosen. namun kebiasaan buruknya yang sering mengabaikan keluarga
membuatnya bercerai. Tahun 1978 dia juga dipecat dari New York Institute of technology karena
membangkang. Tak dijelaskan bagaimana, dia bergabung ke Stanford University. Pada usia 38 tahun, Clark
yang menderita depresi berat, tiba-tiba menemukan pencerahan. Ternyata kehidupan kacaunya itu
dikarenakan dia terlalu kreatif sehingga selalu mencari hal baru. Clark terlalu banyak ide. Sejak itu dia
mendirikan perusahaan bernilai milyaran dolar, mulai dari Silicon Graphic Inc. (SGI), Netscape (pembuat
browser internet), hingga Healtheon (perusahaan medical di internet) yang semuanya sukses besar jual
saham dalam IPO. Bakat Jim Clark adalah ide dan visinya.
Tentunya Anda juga ingat dengan Kolonel Sanders. Dia memulai bisnis ayam goreng di usia 66 tahun.
Ternyata bisnis restoran adalah hal yang menarik dan mudah dia pelajari.
Kalau ada bidang yang Anda begitu cepat menguasainya, mungkin di situlah bakat Anda.
4. Kepuasan
Ciri-ciri kita berada di jalur yang benar adalah kalau kita merasa puas dengan apa yang kita lakukan.
Orang-orang yang sukses di berbagai bidang menunjukkan kepuasan terhadap pekerjaan mereka, baik
pekerjaan itu menghasilkan banyak uang maupun tidak. Kalau Anda senang melihat orang lain tumbuh
karena bimbingan kita, maka Anda berbakat menajdi pembina/pendidik. Kalau Anda puas dengan
menciptakan hal baru, yang unik dan beda, mungkin Anda berbakat menjadi kreator. Kalau Anda puas bisa
traveling ke berbagai penjuru dunia, mungkin Anda berbakat menjadi explorer, seperti Marco Polo dan
Ibnu Batutah.
Seringkali yang membuat puas bukanlah sesuatu yang tampak secara fisik. Anda mungkin dosen, yang
kadang suka kadang tidak dengan pekerjaan Anda. Setelah diteliti lebih lanjut, ternyata Anda malas
mengajar, tapi selalu tertarik dengan berita-berita riset terbaru. Jadi sebenarnya bakat Anda ada di riset,
jadi bisa berada dimana saja, misalnya bergabung dengan grup riset di perusahaan besar. Seingat saya,
Bondan Winarno adalah seorang pegawai maskapai penerbangan (atau di sekitar itu) yang melakukan
banyak perjalanan ke luar negeri. Namun dia lebih dikenal sebagai kolumnis di majalah, yang menceritakan
banyak pengalamannya saat pergi ke berbagai negara. Ternyata hobi dia yang lain adalah makanan
(kuliner), bukan sebagai pembuat tapi sebagai penikmat makanan. Sekarang dia mengasuh rubrik kuliner di
salah satu stasiun TV. Mungkin dia memang berbakat menjadi seorang explorer.
Apa saja yang membuat Anda puas?
Apapun kondisi dan pekerjaan Anda sekarang, tidak ada salahnya untuk terus mencari bakat terbaik kita.
Kadang memang kita sendiri, entah kenapa, tidak peka dengan panggilan bakat kita. Tugas kita
menemukannya, sampai kapanpun itu akan ditemukan. Seperti kata bijak dari timur, ” Setiap diri kita ini
mempunyai misi, tugas kita adalah menemukan dan menjalaninya.”
Pola hubungan bakat dan kreativitas :
* Anak yang berbakat tapi tidak kreatif
* Anak yang berbakat dan kreatif
* Remaja yang kreatif tapi tidak berbakat
* Orang dewasa yang kreatif dan berbakat
Mengapa perlu mengetahui bakat sendiri :
* Untuk mengetahui potensi diri
* Untuk merencanakan masa depan.
* Untuk menentukan tugas atau kegiatan
Cara mengembangkan Bakat :
* Perlu keberanian
* Perlu didukung latihan
* Perlu didukung lingkungan
* Perlu memahami hambatan –hambatan pengembangan bakat dan cara mengatasinya
7 kecerdasan sebagai bakat yang harus
dikembangkan.
1. Kecerdasan Linguistik. Adalah kecerdasan dalam hal
mengolah kata. Para jurnalis, penyair, pengacara umumnya sangat menonjol
dalam hal kecerdasan ini. Orang yang cerdas dalam bidang ini dapat
berargumentasi, meyakinkan orang, menghibur, mengajar yang efektif,
bermain dengan kata termasuk juga yang sifatnya lelucon.
2. Kecerdasan logis matematis. Adalah kecerdasan dalam hal
angka dan logika. Ini adalah kecerdasannya para ilmuwan, akuntan,
programmer. Kecerdasan ini memiliki kemampuan dalam hal penalaran,
pengurutan, berfikir dalam pola sebab akibat, berhipotesa, keteraturan
konseptual dan numerik serta berpandangan yang rasional.
3. Kecerdasan spasial. Adalah kecerdasan yang mencangkup
kemampuan berfikir dalam gambar, menyerap, mengubah dan menciptakan
berbagai aspek dunia visual-spasial. Para arsitek, pilot, fotografer, ahli
mesin, seniman adalah mereka yang menonjol dalam hal kecerdasan ini.
4. Kecerdasan musikal. Adalah kemampuan untuk
menghargai dan menciptakan irama dan melodi. Orang yang peka nada, para
komposer memiliki ketajaman tertentu dalam hal kecerdasan musikal.
5. Kecerdasan kinestik-jasmani. Adalah kemampuan
dalam hal mengendalikan gerak tubuh dan ketrampilan dalam menguasai benda.
Atlet, para pengrajin, dokter bedah. montir adalah mereka yg lebih
menonjol dalam hal kecerdasan ini. Mereka adalah orang-orang yang cekatan
dengan indra peraba yang sangat peka, tidak bisa tinggal diam.
6. Kecerdasan antar pribadi. Adalah kemampuan untuk
memahami dan bekerjasama dengan orang lain. kecerdasan ini menuntut
kemampuan untuk mencerap dan tanggap terhadap suasana hati, perangai, niat
dan hasrat orang lain. Kecerdasan ini menuntut kemampuan untuk memahami
orang lain dan melihat dunia dari sudut pandang orang yang bersangkutan.
7. Kecerdasan intrapribadi. Adalah kecerdasan dalam diri
sendiri. Kecerdasan ini akan memberikan kemampuan untuk mengakses
perasaannya sendiri dan menangani berbagai macam emosi. Juga kemampuan
untuk mandiri dan disiplin.
Sebagian besar dari kita barangkali tidak mampu
mengoptimalkan ke tujuh kecerdasan tersebut. Umumnya
kita berada diantara
kecerdasan tersebut. Ada yang menonjol di satu kecerdasan sementara lemah di
kecerdasan yang lain. Namun apapun keadaan diri kita, setiap diri kita
mempunyai hak untuk disebut cerdas
dan menunjukkan kemampuan utama kita dalam
kehidupan sehingga akan menjadi pemenang dalam
kehidupan kita masing-masing.
Hubungan Bakat dengan Kecerdasan
berdasarkan hasil berbagai penelitian tentang spesialisasi belahan otak,
mengemukakan : “Kretivitas merupakan ekspresi tertinggi keterbakatan dan
sifatnya terintegrasikan, yaitu sintesa dari semua fungsi dasar manusia yaitu :
berfikir, merasa, menginderakan dan intuisi (basic function of thingking,
feelings, sensing and intuiting)” (Jung 1961, Clark 1986).
Perbedaan
Pintar, Cerdas, Kreatif dan Inovatif
Belajar juga yang akan membedakan seseorang bisa menyikapi
kondisi yang sama dengan cara yang
berbeda, tentu saja mendapatkan keuntungan
dari kondisi paling merugikan sekalipun. Mengisi hidup yang
penuh tidak hanya membutuhkan kepintaran, tapi juga kecerdasan, kreativitas dan
inovasi. Apa bedanya?
Kepintaran adalah kemampuan Anda dalam menyerap informasi. Ketika Anda mampu membaca dan mengambil ilmu pengetahuan dari buku atau informasi yang Anda serap, Anda cukup pintar. Akan tetapi, kepintaran berhenti disitu saja. Orang pintar memiliki banyak pengetahuan, akan tetapi kadang menghambatnya dalam pengambilan keputusan, karena pengetahuan yang banyak itu memberikan banyak informasi.
Kecerdasan adalah kemampuan mengelola kepintaran. Orang yang sukses kadang orang yang tidak terlalu pintar, akan tetapi bisa mengelola orang pintar. Kecerdasan membuat Anda tahu siapa orang pintar yang cocok mengerjakan jenis pekerjaan tertentu. Kecerdasan membuat Anda bisa mengambil keuntungan dari kombinasi kepintaran.
Kreativitas adalah kemampuan untuk membuat perbedaan. Orang yang kreatif adalah orang yang melihat hal yang sama tapi berpikir dengan cara yang berbeda. Kreativitas menghasilkan perbedaan dan orang yang kreatif bisa stand out of the crowd, tampil diantara kerumunan orang. Perbedaan membuat peluang baru terbuka.
Inovatif adalah kemampuan untuk menemukan nilai komersil dari kreativitas. Inovasi membuat kreativitas tidak cukup untuk meraih sukses. Kreatif hanya membuat perbedaan, inovasi membuat perbedaan tersebut memiliki nilai komersil.
Oleh karena itu, belajarlah seumur hidup, dan Anda bisa memiliki kepintaran, kecerdasan, kreativitas dan inovasi. Semuanya bukanlah bakat, akan tetapi disiplin. Tentu saja bisa dipelajari.
Kepintaran adalah kemampuan Anda dalam menyerap informasi. Ketika Anda mampu membaca dan mengambil ilmu pengetahuan dari buku atau informasi yang Anda serap, Anda cukup pintar. Akan tetapi, kepintaran berhenti disitu saja. Orang pintar memiliki banyak pengetahuan, akan tetapi kadang menghambatnya dalam pengambilan keputusan, karena pengetahuan yang banyak itu memberikan banyak informasi.
Kecerdasan adalah kemampuan mengelola kepintaran. Orang yang sukses kadang orang yang tidak terlalu pintar, akan tetapi bisa mengelola orang pintar. Kecerdasan membuat Anda tahu siapa orang pintar yang cocok mengerjakan jenis pekerjaan tertentu. Kecerdasan membuat Anda bisa mengambil keuntungan dari kombinasi kepintaran.
Kreativitas adalah kemampuan untuk membuat perbedaan. Orang yang kreatif adalah orang yang melihat hal yang sama tapi berpikir dengan cara yang berbeda. Kreativitas menghasilkan perbedaan dan orang yang kreatif bisa stand out of the crowd, tampil diantara kerumunan orang. Perbedaan membuat peluang baru terbuka.
Inovatif adalah kemampuan untuk menemukan nilai komersil dari kreativitas. Inovasi membuat kreativitas tidak cukup untuk meraih sukses. Kreatif hanya membuat perbedaan, inovasi membuat perbedaan tersebut memiliki nilai komersil.
Oleh karena itu, belajarlah seumur hidup, dan Anda bisa memiliki kepintaran, kecerdasan, kreativitas dan inovasi. Semuanya bukanlah bakat, akan tetapi disiplin. Tentu saja bisa dipelajari.
Tingkat Kecerdasan Anak adalah Warisan dari Ibu?
Pernahkah Anda mendengar anjuran “carilah istri yang cerdas supaya bisa mempunyai anak yang cerdas karena kecerdasan itu diturunkan dari seorang ibu”. Namun, Anda pasti bingung dan bertanya-tanya, yaitu bagaimana kecerdasan itu diturunkan dari ibu? apakah kecerdasan itu bisa ditingkatkan? dan apa saja yang mempengaruhi kecerdasan?
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, berikut uraian yang mungkin bisa menjadi referensi Anda.
Apakah Kecerdasan Diturunkan?
Menjelang akhir 1997, seorang
ilmuwan mengumumkan bahwa ia telah menemukan satu gen kecerdasan di
kromosom 6.
Orang kebanyakan memiliki urutan tertentu pada gen tsb, tapi anak-anak cerdas
dengan IQ
160 yang diteliti olehnya memiliki urutan agak berbeda pada gen IGF2R
tsb. Penemuan Robert Plomin ini
segera mengundang kontroversi. Tak banyak
perdebatan dalam sejarah sains yang berlangsung seseru
perdebatan seputar
kecerdasan. Parameter uji kecerdasan dengan IQ sendiri merupakan kontroversi.
Di
akhir 1990-an, banyak ilmuwan memperkenalkan kecerdasan yang lain:
emotional, spiritual, adversity
quotience, dll. Seorang pakar, Howard Gardner,
bahkan telah mendefinisikan 9 jenis kecerdasan yang
berbeda, di antaranya
kecerdasan visual, kecerdasan verbal, kecerdasan musik, bahkan kecerdasan
atletik.
Penelitian yang terakhir ini rasanya lebih adil. Mengatakan Mozart,
Hemingway, atau Zidane lebih bodoh
daripada Newton, kini akan terdengar cukup
konyol.
Penelitian lain dilakukan Thomas Bouchard. Dimulai th 1979, ia mengumpulkan
pasangan-pasangan kembar
terpisah dari seluruh dunia dan menguji kepribadian
dan IQ mereka. Hasil yang diluar dugaan dari penelitian
ini adalah korelasi
antara anak-anak adopsi yang dibesarkan bersama ternyata nol. Artinya,tidak ada
pengaruh asuhan keluarga terhadap IQ. Jika bukan asuhan keluarga, lalu apa yang
menentukan IQ?
Jawabnya adalah peran penting rahim seorang Ibu! Menurut studi
lain, pengaruh peristiwa-peristiwa yang
terjadi dalam kandungan terhadap
kecerdasan tiga kali lebih besar dibanding apapun yang diperbuat oleh
orangtua
sesudah bayi lahir.
Kesimpulan yang dapat diambil dari studi tadi adalah, kali ini menurut Ridley,
bahwa kira-kira separuh IQ
kita dapatkan melalui pewarisan, dan kurang dari 20%
berasal dari asuhan keluarga. Sisanya berasal dari
kandungan, sekolah, dan
teman sepergaulan. Sifat pewarisan IQ sewaktu anak-anak porsinya kurang lebih
45%, sedangkan pada masa akhir remaja naik menjadi 75%. Sejalan dengan
pertumbuhan, anak secara
berangsur mengekspresikan kecerdasan bawaan dan
meninggalkan pengaruh-pengaruh sebelumnya yang
ditanamkan orang lain. Akhirnya,
meskipun terbukti sahih bahwa kecerdasan diwariskan, sifat pewarisan
bukan
berarti tidak dapat berubah. Kecerdasan bawaan sangat berperan, sebagaimana
pengaruh
lingkungan asuhan tak dapat disepelekan. Ambillah orok dari sepasang
suami-istri profesor mekanika
kuantum dan doktor biologi molekuler, lalu
besarkanlah ia di Nusa Tenggara Timur, tempat dimana
anak-anak menderita
marasmus. Tujuh belas tahun kemudian kita akan membuktikan kesimpulan Ridley.
Siapa yang Lebih Berperan dalam Mewariskan Kecerdasan pada Anak?
Faktor genetik seorang Ibu seangat berpengaruh terhadap kecerdasan anak.
Menurut ahli genetika dari
UMC Nijmegen Netherlands Dr Ben Hamel “Pengaruh itu
sedemikian besar karena tingkat kecerdasan
seseorang terkait dengan kromosom X
yang berasal dari ibu”.
Karena itu, ibu yang cerdas berpotensi besar melahirkan anak yang cerdas pula.
“Dengan demikian, lebih
baik memiliki ibu yang cerdas daripada ayah yang
cerdas,” ujar Hamel. Namun, kelainan genetika dari
seorang ibu juga dapat
diturunkan kepada anak-anaknya, termasuk di antaranya retardasi mental.
Dalam keadaan normal, setiap manusia memiliki 23 pasang kromosom yang terdiri
atas 22 pasang
kromosom autosom dan sepasang kromosom seks. Ada 23 kromosom
berasal dari ibu yang disebut
kromosom XX dan 23 pasang lagi berasal dari ayah
yang disebut kromosom XY.
Kromosom dari ayah dan ibu akan bergabung saat terjadinya fertilisasi, yaitu
pertemuan antara sel sperma
dan sel telur yang akan menghasilkan zigot. Dalam
keadaan normal, zigot akan melakukan pembelahan sel
secara mitosis sehingga
setiap sel dalam tubuh manusia akan membawa informasi genetik yang sama.
Otak dikatakan berfungsi optimal jika memiliki kemampuan berfikir kreativ dan
innovative pada saat yang
tepat. Untuk mendapatkan sel otak yang bisa berfungsi
maksimal, selain factor genetic, juga dipengaruhi
oleh asupan gizi, dan
ransangan luar.
Genetik diturunkan dari kedua orang tua, asupan gizi dan ransangan dari luar
tergantung dari bagaimana kita
memenuhi kebutuhan gizi anak, dan melayani anak,
apakah permainan, interaksi orang tua dan anak.
Permainan edukatif dan yang
banyak mengundang kreativitas anak tentu akan lebih baik untuk
perkembangan otak
yang sempurna. Sehingga kecerdasan yang sebenarnya itu adalah akumulasi dari
genetic, supply gizi dan ransangan. Dengan artian walaupun orang tua mempunyai
genetic yang baik, tapi
anak tidak diberi makanan yang baik dan tanpa diransang
justeru kecerdasan itu nggak akan muncul
sempurna.
Bagaimana Seorang Ibu Berperan Penting dalam Pewarisan Kecerdasan Anak?
Bagaimana bisa seorang ibu menjadi penentu kecerdasan anak-anaknya? Mungkin
pertanyaan ini akan
terdengar kurang indah ditelinga kaum laki-laki karena pada
dasarnya seorang anak terlahir dari pertemuan
antara sperma (laki-laki) dan
ovum (perempuan) melalui proses fertilisasi dimana setelah terjadi proses
fertilisasi tersebut, kedua sel gamet itu akan melebur menjadi satu dan
membentuk zygot kemudian
membelah menjadi morula, blastula, gastrula, dan
berdiferensiasi menjadi makhluk hidup kecil di dalam
rahim yg disebut dengan
fetus (janin).
Ovum merupakan sel gamet yang terdiri dari inti sel dan sitoplasma lengkap
dengan organel-organel yang
akan berperan dalam proses pembelahan dan
perbanyakan sel. Sperma merupakan sel gamet yang terdiri
atas kepala dengan
inti sel dan ekor yang mengandung mitokondria sebagai pemberi energi bagi
pergerakan
sperma. Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa 14 jam setelah proses
fertilisasi maka ekor sperma
yang mengandung mitokondria akan dilepas dan
dibuang, inti sel ovum dan sperma akan melebur menjadi
satu sehingga
terbentuklah sel baru (zygot) 2n. Inti zigot merupakan gabungan antara inti
sperma dan ovum
sedangkan sitoplasma dan organel-organel sel berasal dari
organel sel ovum. Dari penjelasan ini dapat
diketahui bahwa prosentase peran
ovum lebih besar daripada sperma dalam aktivitas pembelahan sel
selanjutnya.
Di sinilah awal peran Ibu dalam menentukan kecerdasan, yaitu melalui
mitokondria. Yang menarik,
mitokondria ini hanya diwariskan oleh ibu, tidak
oleh ayah. Sebab, mitokondria berasal dari sel telur bukan
dari sel sperma
(sebagaimana penjelasan sebelumnya). Dalam setiap sel manusia ada sebuah
organela yang
sangat strategis fungsinya. Organela ini dinamakan mitokondria.
Organelnya berongga berbentuk bulat
lonjong, selaputnya terdiri dari dua lapis
membran, membran dalam bertonjolan ke dalam rongga (matriks),
serta mengandung
banyak enzim pernapasan. Tugas utama mitokondria adalah memproduksi kimia tubuh
bernama ATP (adenosin tri phosphat). Energi hasil reaksi dari ATP inilah yang
menjadi sumber energi bagi
manusia. Mitokondria bersifat semiotonom karena 40
persen kebutuhan protein dan enzimnya dihasilkan
sendiri oleh gennya.
Mitokondria adalah salah-satu bagian sel yang punya DNA sendiri, selebihnya
dihasilkan gen di inti sel. Itulah sebabnya investasi seorang ibu dalam diri
anak mencapai 75 persen.
Keseimpulannya, berdasarkan uraian 3 pertanayaan di atas. Secara teori, kecerdasan
anak mungkin sangat
dipengaruhi oleh kecerdasan seorang ibu. Namun, fenotip
(penampakan) yang kita lihat bukanlah melulu
hasil dari faktor genetik
melainkan hasil interaksi dengan lingkungan juga.
Jika ada pertanyaan, saran atau kritik silahkan tulis disini
BalasHapusthanks