Minggu, 29 April 2012

BAKAT - "Materi Kuliah KCP"

BAB  III
BAKAT


Bakat adalah kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih perlu dikembangkan atau dilatih untuk mencapai suatu kecakapan,pengetahuan dan keterampilan khusus.

Bakat bukanlah merupakan sifat tunggal, melainkan merupakan sekelompok sifat yang secara bertingkat membentuk bakat. 
Bakat baru muncul bila ada kesempatan untuk berkembang atau dikembangkan.

Atau dapat dikatakan bakat adalah :
Potensi yang dimiliki seseorang sejak lahir
Bentuk kemampuan khusus yang dilatih akan semakin menguntungkan
Potensi, bukan sesuatu yang sudah betul-betul nyata dengan jelas
Karakteristik unik individu yang membuatnya mampu melalukan sesuatu secara mudah
Bagaimana Mengenali Bakat?

Setiap orang adalah individu yang unik. Setiap orang juga bertanggung jawab atas dirinya sendiri untuk
menemukan misi hidupnya masing-masing. Agar kita bisa berkontribusi maksimal, tentunya akan sangat baik
bila kita bekerja di bidang yang paling sesuai dengan keunikan kita. Ibaratnya bisa menjadi ikan dalam air,
atau burung di udara.

Mengenali bakat merupakan hal yang gampang-gampang susah. Kenalkah Anda dengan JK Rowling? Itu
loh, penulis Harry Potter yang buku terakhirnya terjual 8.9 juta hanya dalam waktu semalam di Amerika
dan Inggris saja. Semula dia kerja sebagai pelayan toko. Hidupnya susah karena pendapatan yang
pas-pasan. Tak disangka dia ternyata berbakat mendongeng. Setiap malam dia mendongeng kepada
anaknya, yang kemudian oleh anaknya diceritakan kembali kepada teman-temannya. Tak disangka, dari
sanalah muncul motivasi menulis buku fiksi Harry Potter yang ternyata sukses luar biasa di pasaran.

Bagaimana kita bisa mengenali bakat kita sendiri?
Berikut ini empat hal yang bisa dijadikan dugaan awal terhadap apa bakat kita, yaitu : reaksi spontan, tanda
masa kecil, cepat belajar, dan kepuasan.

1.  Reaksi spontan
Langkah pertama mengenali bakat adalah memperhatikan reaksi spontan kita terhadap situasi yang muncul.
Misalnya Anda sedang berjalan-jalan di keramaian. Tiba-tiba ada teriakan keras, “Copeet…!” Apa reaksi
Anda? Lari mengejar copet? Menghibur korban? Berdiri mematung menganalisa situasi? Bertanya-tanya ke
beberapa orang, membuat konfirmasi atas kejadian sebenarnya? Semua itu adalah pilihan yang mungkin
diambil. Manakah pilihan spontan Anda? Kalau Anda langsung bertindak, berarti Anda orang yang praktis
dan desisif (membuat keputusan cepat). Pada satu situasi yang mendesak bakat mental seperti ini sangat
berguna, karena Anda segera bertindak. Pada situasi yang lain, bakat ini justru merugikan, misalnya karena
tidak melakukan konfirmasi maka bisa terjebak pada kesalahan penilaian. Bukankah bisa saja yang teriak
“copeet..” itu ternyata adalah temannya si copet yang mengalihkan perhatian? Bisa saja ada orang lain yang
kemudian menjadi salah sasaran Anda gebukin padahal dialah korban copet yang sesungguhnya.

Yang penting adalah, mengenali reaksi spontan kita. Apakah kita orang praktis? Apakah kita orang analitis?
Apakah kita orang yang waspada (sehingga melakukan konfirmasi lebih dahulu)?
Contoh lain, misalnya Anda diajak datang ke sebuah pesta. Apakah Anda akan langsung berbaur dan
                    mengobrol dengan orang lain, bahkan dengan orang yang baru Anda kenal? Ataukah Anda
                    mengambil segelas minuman, lalu berdiri di pojok mengamati orang-orang lain? Atau Anda
                    sibuk dengan ponsel Anda sendiri kirim-kirim SMS ke orang lain dan tidak peduli dengan
                    pesta? Hal ini menunjukkan apakah pribadi Anda introvert (cenderung ke dalam) atau
                    extrovert (cenderung ke luar).
Semua reaksi spontan Anda menunjukkan bakat mental yang sering disebut kepribadian.

2.  Tanda masa kecil
Tanda masa kecil (yearnings) menunjukkan apa bakat natural Anda. Von Neumann, lahir di Hungaria tahun
1903, adalah perumus dasar-dasar komputer. Pada usia 6 tahun telah mampu menghitung pembagian 8
angka hanya di kepala. Pada usia 8 tahun dia sudah belajar kalkulus. Dia juga punya ingatan fotografik,
cukup membaca sekilas buku telepon, dia bisa mengingatnya kembali dengan persis. Von Neumann menjadi
peletak dasar-dasar komputer. Dia juga arsitek yang merancang bom atom Fat man, yang dijatuhkan di
Nagasaki oleh tentara sekutu.

Anna Mary Robertson Moses lahir di pertanian dekat New York. Sejak kecil dia senang mencampur
warna, dan membuat sketsa indah dari berbagai buah-buahan. Namun kehidupan pertanian membuatnya
tak lagi melukis hingga 40 tahun lamanya. Pada usia 78 tahun barulah dia memiliki waktunya untuk melukis.
Selama 23 tahun kemudian hingga saat kematiannya, Moses melukis ribuan karya, dan kemudian terkenal
sebagai artis lukis Grandma Moses.

Apa ciri bakat kita saat masa kecil? Pada bidang apa karya Anda masa kecil diakui oleh lingkungan?

3.  Cepat belajar
Cepat belajar (rapid learning/ fast learning) merupakan tanda bahwa Anda berbakat pada bidang
tersebut. Terkadang kita sendiri tidak tahu, sampai suatu ketika mendapat kesempatan mempelajari hal
baru, dan… blam! rasanya begitu mudah menguasainya.

Henri Matisse tidak pernah menyentuh kuas hingga usia 21 tahun. Pekerjaan sehari-hari adalah klerk
seorang pengacara. Sampai suatu ketika dia sakit flu berat, sehingga harus istirahat di tempat tidur. Ibunya
berusaha mencarikan kegiatan pengisi waktu. Saat itulah ibunya memberikan seperangkat kuas dan cat.
Empat tahun berikutnya dia diterima sebagai mahasiswa berbakat di sekolah seni Paris.

JK Rowling, penulis Harry Potter, juga tidak menyadari punya bakat mendongeng hingga teman-teman
anaknya menyatakan begitu menariknya kisah Harry Potter. Kini dia wanita kedua terkaya di Inggris, kalah
hanya oleh Ratu Elizabeth.

Jim Clark, seorang dosen yang jenius namun hidupnya kacau balau hingga 2 kali perkawinannya hancur.
Lulus SMA dia melamar sebagai tentara Navy. Prestasinya sebagai kelasi begitu buruk sehingga sering
dibilang bodoh oleh para atasannya. Sampai suatu ketika salah seorang instrukturnya bilang sebaiknya dia
kuliah saja, karena tampaknya dia punya bakat matematika. Dan benar, dia meraih PhD di Computer
Science! Setelah itu dia menjadi dosen. namun kebiasaan buruknya yang sering mengabaikan keluarga
membuatnya bercerai. Tahun 1978 dia juga dipecat dari New York Institute of technology karena
membangkang. Tak dijelaskan bagaimana, dia bergabung ke Stanford University. Pada usia 38 tahun, Clark
yang menderita depresi berat, tiba-tiba menemukan pencerahan. Ternyata kehidupan kacaunya itu
dikarenakan dia terlalu kreatif sehingga selalu mencari hal baru. Clark terlalu banyak ide. Sejak itu dia
mendirikan perusahaan bernilai milyaran dolar, mulai dari Silicon Graphic Inc. (SGI), Netscape (pembuat
browser internet), hingga Healtheon (perusahaan medical di internet) yang semuanya sukses besar jual
saham dalam IPO. Bakat Jim Clark adalah ide dan visinya.

Tentunya Anda juga ingat dengan Kolonel Sanders. Dia memulai bisnis ayam goreng di usia 66 tahun.
Ternyata bisnis restoran adalah hal yang menarik dan mudah dia pelajari.

Kalau ada bidang yang Anda begitu cepat menguasainya, mungkin di situlah bakat Anda.

4.  Kepuasan
Ciri-ciri kita berada di jalur yang benar adalah kalau kita merasa puas dengan apa yang kita lakukan.
Orang-orang yang sukses di berbagai bidang menunjukkan kepuasan terhadap pekerjaan mereka, baik
pekerjaan itu menghasilkan banyak uang maupun tidak. Kalau Anda senang melihat orang lain tumbuh
karena bimbingan kita, maka Anda berbakat menajdi pembina/pendidik. Kalau Anda puas dengan
menciptakan hal baru, yang unik dan beda, mungkin Anda berbakat menjadi kreator. Kalau Anda puas bisa
traveling ke berbagai penjuru dunia, mungkin Anda berbakat menjadi explorer, seperti Marco Polo dan
Ibnu Batutah.

Seringkali yang membuat puas bukanlah sesuatu yang tampak secara fisik. Anda mungkin dosen, yang
kadang suka kadang tidak dengan pekerjaan Anda. Setelah diteliti lebih lanjut, ternyata Anda malas
mengajar, tapi selalu tertarik dengan berita-berita riset terbaru. Jadi sebenarnya bakat Anda ada di riset,
jadi bisa berada dimana saja, misalnya bergabung dengan grup riset di perusahaan besar. Seingat saya,
Bondan Winarno adalah seorang pegawai maskapai penerbangan (atau di sekitar itu) yang melakukan
banyak perjalanan ke luar negeri. Namun dia lebih dikenal sebagai kolumnis di majalah, yang menceritakan
banyak pengalamannya saat pergi ke berbagai negara. Ternyata hobi dia yang lain adalah makanan
(kuliner), bukan sebagai pembuat tapi sebagai penikmat makanan. Sekarang dia mengasuh rubrik kuliner di
salah satu stasiun TV. Mungkin dia memang berbakat menjadi seorang explorer.

Apa saja yang membuat Anda puas?
Apapun kondisi dan pekerjaan Anda sekarang, tidak ada salahnya untuk terus mencari bakat terbaik kita.
Kadang memang kita sendiri, entah kenapa, tidak peka dengan panggilan bakat kita. Tugas kita
menemukannya, sampai kapanpun itu akan ditemukan. Seperti kata bijak dari timur, ” Setiap diri kita ini
mempunyai misi, tugas kita adalah menemukan dan menjalaninya.”

       Pola hubungan bakat dan kreativitas :

* Anak yang berbakat tapi tidak kreatif
* Anak yang berbakat dan kreatif
* Remaja yang kreatif tapi tidak berbakat
* Orang dewasa yang kreatif dan berbakat

      Mengapa perlu mengetahui bakat sendiri :

Untuk mengetahui potensi diri
Untuk merencanakan masa depan.
Untuk menentukan tugas atau kegiatan
Cara mengembangkan Bakat :
Perlu keberanian
Perlu didukung latihan
Perlu didukung lingkungan
Perlu memahami hambatanhambatan pengembangan bakat dan cara mengatasinya
  
 

7 kecerdasan sebagai bakat yang harus dikembangkan. 

   1.  Kecerdasan Linguistik. Adalah kecerdasan dalam hal mengolah kata. Para jurnalis, penyair, pengacara umumnya sangat menonjol dalam hal kecerdasan ini. Orang yang cerdas dalam bidang ini dapat berargumentasi, meyakinkan orang, menghibur, mengajar yang efektif, bermain dengan kata termasuk juga yang sifatnya lelucon.
   2.  Kecerdasan logis matematis. Adalah kecerdasan dalam hal angka dan logika. Ini adalah kecerdasannya para ilmuwan, akuntan, programmer. Kecerdasan ini memiliki kemampuan dalam hal penalaran, pengurutan, berfikir dalam pola sebab akibat, berhipotesa, keteraturan konseptual dan numerik serta berpandangan yang rasional.
   3.  Kecerdasan spasial. Adalah kecerdasan yang mencangkup kemampuan berfikir dalam gambar, menyerap, mengubah dan menciptakan berbagai aspek dunia visual-spasial. Para arsitek, pilot, fotografer, ahli mesin, seniman adalah mereka yang menonjol dalam hal kecerdasan ini.
   4.  Kecerdasan  musikal. Adalah kemampuan untuk  menghargai dan menciptakan irama dan melodi. Orang yang peka nada, para komposer memiliki ketajaman tertentu dalam hal kecerdasan musikal.
   5.  Kecerdasan kinestik-jasmani.  Adalah kemampuan dalam hal mengendalikan gerak tubuh dan ketrampilan dalam menguasai benda. Atlet, para pengrajin, dokter bedah. montir adalah mereka yg lebih menonjol dalam hal kecerdasan ini. Mereka adalah orang-orang yang cekatan dengan indra peraba yang sangat peka, tidak bisa tinggal diam.
   6.  Kecerdasan antar pribadi. Adalah kemampuan untuk memahami dan bekerjasama dengan orang lain. kecerdasan ini menuntut kemampuan untuk mencerap dan tanggap terhadap suasana hati, perangai, niat dan hasrat orang lain. Kecerdasan ini menuntut kemampuan untuk memahami orang lain dan melihat dunia dari sudut pandang orang yang bersangkutan. 
   7.  Kecerdasan intrapribadi. Adalah kecerdasan dalam diri sendiri. Kecerdasan ini akan memberikan kemampuan untuk mengakses perasaannya sendiri dan menangani berbagai macam emosi. Juga kemampuan untuk mandiri dan disiplin.  

Sebagian besar dari kita barangkali tidak mampu mengoptimalkan ke tujuh kecerdasan tersebut. Umumnya 
kita berada diantara kecerdasan tersebut. Ada yang menonjol di satu kecerdasan sementara lemah di 
kecerdasan yang lain. Namun apapun keadaan diri kita, setiap diri kita mempunyai hak untuk disebut cerdas 
dan menunjukkan kemampuan utama kita dalam kehidupan sehingga akan menjadi pemenang dalam 
kehidupan kita masing-masing.

Hubungan Bakat dengan Kecerdasan
 
Menurut Clark (dalam Basuki, 2010) :
       berdasarkan hasil berbagai penelitian tentang spesialisasi belahan otak, mengemukakan : “Kretivitas merupakan ekspresi tertinggi keterbakatan dan sifatnya terintegrasikan, yaitu sintesa dari semua fungsi dasar manusia yaitu : berfikir, merasa, menginderakan dan intuisi (basic function of thingking, feelings, sensing and intuiting)” (Jung 1961, Clark 1986).


Perbedaan Pintar, Cerdas, Kreatif dan Inovatif

Belajar juga yang akan membedakan seseorang bisa menyikapi kondisi yang sama dengan cara yang 
berbeda, tentu saja mendapatkan keuntungan dari kondisi paling merugikan sekalipun. Mengisi hidup yang 
penuh tidak hanya membutuhkan kepintaran, tapi juga kecerdasan, kreativitas dan inovasi. Apa bedanya?

Kepintaran adalah kemampuan Anda dalam menyerap informasi. Ketika Anda mampu membaca dan mengambil ilmu pengetahuan dari buku atau informasi yang Anda serap, Anda cukup pintar. Akan tetapi, kepintaran berhenti disitu saja. Orang pintar memiliki banyak pengetahuan, akan tetapi kadang menghambatnya dalam pengambilan keputusan, karena pengetahuan yang banyak itu memberikan banyak informasi.

Kecerdasan adalah kemampuan mengelola kepintaran. Orang yang sukses kadang orang yang tidak terlalu pintar, akan tetapi bisa mengelola orang pintar. Kecerdasan membuat Anda tahu siapa orang pintar yang cocok mengerjakan jenis pekerjaan tertentu. Kecerdasan membuat Anda bisa mengambil keuntungan dari kombinasi kepintaran.

Kreativitas adalah kemampuan untuk membuat perbedaan. Orang yang kreatif adalah orang yang melihat hal yang sama tapi berpikir dengan cara yang berbeda. Kreativitas menghasilkan perbedaan dan orang yang kreatif bisa stand out of the crowd, tampil diantara kerumunan orang. Perbedaan membuat peluang baru terbuka.

Inovatif adalah kemampuan untuk menemukan nilai komersil dari kreativitas. Inovasi membuat kreativitas tidak cukup untuk meraih sukses. Kreatif hanya membuat perbedaan, inovasi membuat perbedaan tersebut memiliki nilai komersil.

Oleh karena itu, belajarlah seumur hidup, dan Anda bisa memiliki kepintaran, kecerdasan, kreativitas dan inovasi. Semuanya bukanlah bakat, akan tetapi disiplin. Tentu saja bisa dipelajari.

Tingkat Kecerdasan Anak adalah Warisan dari Ibu?


Pernahkah Anda mendengar anjuran “carilah istri yang cerdas supaya bisa mempunyai anak yang cerdas karena kecerdasan itu diturunkan dari seorang ibu”. Namun, Anda pasti bingung dan bertanya-tanya, yaitu bagaimana kecerdasan itu diturunkan dari ibu? apakah kecerdasan itu bisa ditingkatkan? dan apa saja yang mempengaruhi kecerdasan?

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, berikut uraian yang mungkin bisa menjadi referensi Anda.


Apakah Kecerdasan Diturunkan?

Menjelang akhir 1997, seorang ilmuwan mengumumkan bahwa ia telah menemukan satu gen kecerdasan di 
kromosom 6. Orang kebanyakan memiliki urutan tertentu pada gen tsb, tapi anak-anak cerdas dengan IQ 
160 yang diteliti olehnya memiliki urutan agak berbeda pada gen IGF2R tsb. Penemuan Robert Plomin ini 
segera mengundang kontroversi. Tak banyak perdebatan dalam sejarah sains yang berlangsung seseru 
perdebatan seputar kecerdasan. Parameter uji kecerdasan dengan IQ sendiri merupakan kontroversi. Di 
akhir 1990-an, banyak ilmuwan memperkenalkan kecerdasan yang lain: emotional, spiritual, adversity 
quotience, dll. Seorang pakar, Howard Gardner, bahkan telah mendefinisikan 9 jenis kecerdasan yang 
berbeda, di antaranya kecerdasan visual, kecerdasan verbal, kecerdasan musik, bahkan kecerdasan atletik. 
Penelitian yang terakhir ini rasanya lebih adil. Mengatakan Mozart, Hemingway, atau Zidane lebih bodoh 
daripada Newton, kini akan terdengar cukup konyol.
 
Penelitian lain dilakukan Thomas Bouchard. Dimulai th 1979, ia mengumpulkan pasangan-pasangan kembar 
terpisah dari seluruh dunia dan menguji kepribadian dan IQ mereka. Hasil yang diluar dugaan dari penelitian 
ini adalah korelasi antara anak-anak adopsi yang dibesarkan bersama ternyata nol. Artinya,tidak ada 
pengaruh asuhan keluarga terhadap IQ. Jika bukan asuhan keluarga, lalu apa yang menentukan IQ? 
Jawabnya adalah peran penting rahim seorang Ibu! Menurut studi lain, pengaruh peristiwa-peristiwa yang 
terjadi dalam kandungan terhadap kecerdasan tiga kali lebih besar dibanding apapun yang diperbuat oleh 
orangtua sesudah bayi lahir.
 
Kesimpulan yang dapat diambil dari studi tadi adalah, kali ini menurut Ridley, bahwa kira-kira separuh IQ 
kita dapatkan melalui pewarisan, dan kurang dari 20% berasal dari asuhan keluarga. Sisanya berasal dari 
kandungan, sekolah, dan teman sepergaulan. Sifat pewarisan IQ sewaktu anak-anak porsinya kurang lebih 
45%, sedangkan pada masa akhir remaja naik menjadi 75%. Sejalan dengan pertumbuhan, anak secara 
berangsur mengekspresikan kecerdasan bawaan dan meninggalkan pengaruh-pengaruh sebelumnya yang 
ditanamkan orang lain. Akhirnya, meskipun terbukti sahih bahwa kecerdasan diwariskan, sifat pewarisan 
bukan berarti tidak dapat berubah. Kecerdasan bawaan sangat berperan, sebagaimana pengaruh 
lingkungan  asuhan tak dapat disepelekan. Ambillah orok dari sepasang suami-istri profesor mekanika 
kuantum dan doktor biologi molekuler, lalu besarkanlah ia di Nusa Tenggara Timur, tempat dimana 
anak-anak menderita marasmus. Tujuh belas tahun kemudian kita akan membuktikan kesimpulan Ridley.
 
Siapa yang Lebih Berperan dalam Mewariskan Kecerdasan pada Anak?
 
Faktor genetik seorang Ibu seangat berpengaruh terhadap kecerdasan anak. Menurut ahli genetika dari 
UMC Nijmegen Netherlands Dr Ben Hamel “Pengaruh itu sedemikian besar karena tingkat kecerdasan 
seseorang terkait dengan kromosom X yang berasal dari ibu”.
Karena itu, ibu yang cerdas berpotensi besar melahirkan anak yang cerdas pula. “Dengan demikian, lebih 
baik memiliki ibu yang cerdas daripada ayah yang cerdas,” ujar Hamel. Namun, kelainan genetika dari 
seorang ibu juga dapat diturunkan kepada anak-anaknya, termasuk di antaranya retardasi mental.
 
Dalam keadaan normal, setiap manusia memiliki 23 pasang kromosom yang terdiri atas 22 pasang 
kromosom autosom dan sepasang kromosom seks. Ada 23 kromosom berasal dari ibu yang disebut 
kromosom XX dan 23 pasang lagi berasal dari ayah yang disebut kromosom XY.

Kromosom dari ayah dan ibu akan bergabung saat terjadinya fertilisasi, yaitu pertemuan antara sel sperma 
dan sel telur yang akan menghasilkan zigot. Dalam keadaan normal, zigot akan melakukan pembelahan sel 
secara mitosis sehingga setiap sel dalam tubuh manusia akan membawa informasi genetik yang sama.
 
Otak dikatakan berfungsi optimal jika memiliki kemampuan berfikir kreativ dan innovative pada saat yang 
tepat. Untuk mendapatkan sel otak yang bisa berfungsi maksimal, selain factor genetic, juga dipengaruhi 
oleh asupan gizi, dan ransangan luar.
 
Genetik diturunkan dari kedua orang tua, asupan gizi dan ransangan dari luar tergantung dari bagaimana kita 
memenuhi kebutuhan gizi anak, dan melayani anak, apakah permainan, interaksi orang tua dan anak. 
Permainan edukatif dan yang banyak mengundang kreativitas anak tentu akan lebih baik untuk 
perkembangan otak yang sempurna. Sehingga kecerdasan yang sebenarnya itu adalah akumulasi dari 
genetic, supply gizi dan ransangan. Dengan artian walaupun orang tua mempunyai genetic yang baik, tapi 
anak tidak diberi makanan yang baik dan tanpa diransang justeru kecerdasan itu nggak akan muncul 
sempurna.
 

Bagaimana Seorang Ibu Berperan Penting dalam Pewarisan Kecerdasan Anak? 
Bagaimana bisa seorang ibu menjadi penentu kecerdasan anak-anaknya? Mungkin pertanyaan ini akan 
terdengar kurang indah ditelinga kaum laki-laki karena pada dasarnya seorang anak terlahir dari pertemuan 
antara sperma (laki-laki) dan ovum (perempuan) melalui proses fertilisasi dimana setelah terjadi proses 
fertilisasi tersebut, kedua sel gamet itu akan melebur menjadi satu dan membentuk zygot kemudian 
membelah menjadi morula, blastula, gastrula, dan berdiferensiasi menjadi makhluk hidup kecil di dalam 
rahim yg disebut dengan fetus (janin).

 
Ovum merupakan sel gamet yang terdiri dari inti sel dan sitoplasma lengkap dengan organel-organel yang 
akan berperan dalam proses pembelahan dan perbanyakan sel. Sperma merupakan sel gamet yang terdiri 
atas kepala dengan inti sel dan ekor yang mengandung mitokondria sebagai pemberi energi bagi pergerakan 
sperma. Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa 14 jam setelah proses fertilisasi maka ekor sperma 
yang mengandung mitokondria akan dilepas dan dibuang, inti sel ovum dan sperma akan melebur menjadi 
satu sehingga terbentuklah sel baru (zygot) 2n. Inti zigot merupakan gabungan antara inti sperma dan ovum 
sedangkan sitoplasma dan organel-organel sel berasal dari organel sel ovum. Dari penjelasan ini dapat 
diketahui bahwa prosentase peran ovum lebih besar daripada sperma dalam aktivitas pembelahan sel 
selanjutnya.
 
Di sinilah awal peran Ibu dalam menentukan kecerdasan, yaitu melalui mitokondria. Yang menarik, 
mitokondria ini hanya diwariskan oleh ibu, tidak oleh ayah. Sebab, mitokondria berasal dari sel telur bukan 
dari sel sperma (sebagaimana penjelasan sebelumnya). Dalam setiap sel manusia ada sebuah organela yang 
sangat strategis fungsinya. Organela ini dinamakan mitokondria. Organelnya berongga berbentuk bulat 
lonjong, selaputnya terdiri dari dua lapis membran, membran dalam bertonjolan ke dalam rongga (matriks), 
serta mengandung banyak enzim pernapasan. Tugas utama mitokondria adalah memproduksi kimia tubuh 
bernama ATP (adenosin tri phosphat). Energi hasil reaksi dari ATP inilah yang menjadi sumber energi bagi 
manusia. Mitokondria bersifat semiotonom karena 40 persen kebutuhan protein dan enzimnya dihasilkan 
sendiri oleh gennya. Mitokondria adalah salah-satu bagian sel yang punya DNA sendiri, selebihnya 
dihasilkan gen di inti sel. Itulah sebabnya investasi seorang ibu dalam diri anak mencapai 75 persen.

 
Keseimpulannya, berdasarkan uraian 3 pertanayaan di atas. Secara teori, kecerdasan anak mungkin sangat 
dipengaruhi oleh kecerdasan seorang ibu. Namun, fenotip (penampakan) yang kita lihat bukanlah melulu 
hasil dari faktor genetik melainkan hasil interaksi dengan lingkungan juga.





1 komentar:

  1. Jika ada pertanyaan, saran atau kritik silahkan tulis disini

    thanks

    BalasHapus